22 Februari 2013

MENJAUH DARI ALLAH HANYALAH KEBODOHAN MANUSIA

Hidup adalah anugerah terbesar yang diberikan ALLAH kepada ciptaan-Nya. Saat ALLAH memutuskan untuk menciptakan manusia yang adalah hidup itu, Ia telah mencintai manusia saat pengambilan keputusan itu. Ia menciptakan manusia karena manusia adalah partner kerja-Nya. Ia menciptakan manusia karena Ia menghendaki agar ada yang "menguasai" ciptaan yang lain di luar manusia. Ia menciptakan manusia supaya memuji dan memuliakan Dia. Manusia diberi kebebsan sesuai kodratnya. Singkatnya, manusia diberi lebih dalam rancangan dan penciptaan-Nya.

Meski manusia diberi lebih, tidak menutup kemungkinan bahwa ada manusia yang dengan "kemauannya" sendiri memberontak terhadap ALLAH. Pikiran manusia seperti itu hanya berhenti pada dirinya sendiri. Pikirnya, dia lebih hebat dari pada ALLAH. Bahkan mungkin dia berpikir bahwa ALLAH tidak pernah menciptanya. Mungkin juga ALLAH itu tidak ada karena "tidak dapat dilihat" dengan mata inderawinya. Ia lebih memilih yang demikian ketimbang bersyukur dan mencintai ALLAH. Ia lebih memilih dirinya sendiri sebagai pusat dan sumber kebahagiaan dan peradaban dunia.

Manusia sebagai ciptaan yang diberi lebih itu kini berusaha untuk menjauh dari ALLAH. Kenikmatan dan pernak-pernik dunia yang kilau membuat matanya tertutup terhadap cinta dan kasih sayang ALLAH yang diberikan kepadanya. Ia memang hidup tapi ia menyangkal ALLAH. Maunya "semau gue" sajalah yang berlaku di dalam hidupnya itu. Hingga ia beripikir, tidak boleh ada yang mengatur atau mengontrol hidupnya. Sungguh, suatu cara hidup yang terbalik antara langit dan bumi. 'Kekerdilan' pikiran, membuat manusia seperti jatuh dalam jurang yang sangat dalam dan dalam.

Sahabat, ALLAH sesungguhnya tidak melarang manusia untuk berpikir sedemikian jahatnya. Ia menghendaki agar manusia itu benar-benar hidup sesuai dengan sabda dan perintah-Nya. Ia tidak mengontrol hidup manusia, juga tidak memaksakan manusia untuk berbuat sesuatu, melainkan membuat hidup itu lebih berarti dan berguna di hadapan-Nya. ALLAH hanya ingin agar manusia bersyukur dan mencintai Dia sebagai mana Ia mencintai manusia. Sebab itulah yang bisa dilakukan manusia sebagai manusia yang diciptakan lebih oleh-Nya.

ALLAH sesungguh-Nya tidak menekan hidup manusia, karena bukan itulah pekerjaan dan kehendak-Nya. Malahan, Ia mencintai manusia jauh lebih dalam dari perkiraan manusia. Relasi antara ALLAH dan manusia bukanlah relasi tuan dan hamba, melainkan relasi cinta kasih. ALLAH mengasihi manusia dan sebaliknya, bukan ALLAH mengatur hidup manusia bagaikan seorang tuan mengatur hambanya. Ada cinta di sana, ada pengampunan di sana, ada keselamatan di sana, di dalam ALLAH. Kalau begitu, hidup manusia tidak bisa tidak harus terarah kepada ALLAH saja.

Bagi mereka yang menyangkal ALLAH dalam kehidupannya, ALLAH menitipkan salam dan sedang menunggu mereka untuk berbalik kepada-Nya. Bagi mereka yang menganggap ALLAH tidak ada, ALLAH sedang mencari saat yang tepat bagi mereka untuk kembali bertumpuh di bawa mesbah-Nya. Dan, bagi mereka yang mencintai ALLAH dalam diri dan tindakannya serta membangun relasi yang baik dengan ALLAH, ALLAH sedang memandang mereka sambil tersenyum dan menunggu mereka di surga. Di surga, ALLAH telah menyediakan tempat bagi mereka dan akan diperkenankan untuk memandang kemuliaan-Nya yang kekal.

Selamat bagi mereka yang sadar akan cinta ALLAH bagi hidupnya. Kesadaran itu membuatnya layak untuk menerima satu lagi anugerah yang telah disediakan ALLAH, yakni keselamatan kekal. ALLAH mencintai manusia, bukan hanya kemarin atau saat ini tetapi untuk selama-lamanya. Maka berbaliklah kepada-Nya. Ia sedang menanti dengan kasih-Nya yang tanpa batas. Ia sedang memandang manusia dalam kemuliaan-Nya yang kekal. Semoga setiap orang yang menjauh dari pada-Nya mau mendengarkan suara ALLAH yang sedang memanggilnya. AMIN.

@dalam naungan bukit bantik pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar