11 November 2012

PENGAMPUNAN ITU ‘IDENTITAS’ PENGIKUT KRISTUS



Luk. 17:1-6, Tit. 1:1-9

Saudara, Kristus yang kita ikuti suka mengampuni orang berdosa. Dari Dia, kita menjadi layak di hadapan Allah Bapa. Kematian-Nya di salib adalah bukti bahwa Ia dapat mengampuni dosa semua orang secara utuh dan penuh. Pengampunan itu terjadi dalam satu peristiwa salib, yang bagi orang lain adalah kebodohan, tapi menyelamatkan bagi orang Kristen. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya (Yoh. 15:13). Kasih itu adalah dasar dari pengampunan yang dikerjakan oleh Yesus.

Hari ini, kita diminta untuk mengampuni orang lain bila bersalah terhadap kita. Yesus ingin agar kesalahan orang lain terhadap kita tidak dipandang sebagai salah satu bentuk kejahatan moral. Akan tetapi, lebih dari itu, Yesus menghendaki agar kesalahan orang lain itu menjadi titik awal bagi kita untuk menumbuhkan semangat pengampunan dari dalam diri kita. Bukan berarti, kita butuh kesalahan orang lain supaya kita dapat mengampuni, tetapi mengampuni itu sendiri adalah sikap terbaik sebagai seorang manusia. Hal ini sekaligus menggarisbawahi keberadaan manusia dalam sisi keterbatasannya. Maka, kesalahan yang dilakukan manusia itu wajar.

Saudara, memang, kita tidak suka orang lain berbuat yang tidak benar atau berlaku salah terhadap kita. Namun, bagaimana dengan diri kita sendiri ketika berhadapan dengan persoalan itu? Hendaklah kita tidak memberatkan kesalahan orang lain terhadap kita, tapi belajar untuk menempatkan kesalahan itu dalam dua pribadi, yaitu kamu dan orang itu. Dengan begitu, ia diampuni dan kamu belajar untuk mengampuni. Ia pun akan belajar mengampuni jika kamu mengampuninya. Maka, kamu telah memberi sesuatu yang berharga kepadanya. Itulah pengampunan. Dan, satu hal yang seharusnya kita pegang dalam mengampuni itu adalah Kasih. Karena kasih, maka kita dapat mengampuni. Kasih menjadi syarat mutlak bagi seorang yang mengampuni. Kasih itu datang dari Allah dan ditempatkan dalam hati kita. Dengan demikian, kualitas pengampunan yang kita miliki dan yang diberikan kepada orang lain itu menjadi rahmat terindah bagi kita. Kasih itu tak lain adalah Yesus yang rela mati untuk mengampuni dosa kita.

"BELAJARLAH UNTUK MENGAMPUNI ORANG YANG BERSALAH KEPADAMU."



LEMBAH BANTIK PINELENG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar