Luk. 17:1-6, Tit. 1:1-9
Saudara,
Kristus yang kita ikuti suka mengampuni orang berdosa. Dari Dia, kita menjadi
layak di hadapan Allah Bapa. Kematian-Nya di salib adalah bukti bahwa Ia dapat
mengampuni dosa semua orang secara utuh dan penuh. Pengampunan itu terjadi
dalam satu peristiwa salib, yang bagi orang lain adalah kebodohan, tapi
menyelamatkan bagi orang Kristen. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada
kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya (Yoh. 15:13). Kasih
itu adalah dasar dari pengampunan yang dikerjakan oleh Yesus.
Hari ini,
kita diminta untuk mengampuni orang lain bila bersalah terhadap kita. Yesus ingin
agar kesalahan orang lain terhadap kita tidak dipandang sebagai salah satu
bentuk kejahatan moral. Akan tetapi, lebih dari itu, Yesus menghendaki agar
kesalahan orang lain itu menjadi titik awal bagi kita untuk menumbuhkan
semangat pengampunan dari dalam diri kita. Bukan berarti, kita butuh kesalahan
orang lain supaya kita dapat mengampuni, tetapi mengampuni itu sendiri adalah
sikap terbaik sebagai seorang manusia. Hal ini sekaligus menggarisbawahi
keberadaan manusia dalam sisi keterbatasannya. Maka, kesalahan yang dilakukan
manusia itu wajar.
Saudara, memang,
kita tidak suka orang lain berbuat yang tidak benar atau berlaku salah terhadap
kita. Namun, bagaimana dengan diri kita sendiri ketika berhadapan dengan
persoalan itu? Hendaklah kita tidak memberatkan kesalahan orang lain terhadap
kita, tapi belajar untuk menempatkan kesalahan itu dalam dua pribadi, yaitu
kamu dan orang itu. Dengan begitu, ia diampuni dan kamu belajar untuk
mengampuni. Ia pun akan belajar mengampuni jika kamu mengampuninya. Maka, kamu
telah memberi sesuatu yang berharga kepadanya. Itulah pengampunan. Dan, satu
hal yang seharusnya kita pegang dalam mengampuni itu adalah Kasih. Karena kasih,
maka kita dapat mengampuni. Kasih menjadi syarat mutlak bagi seorang yang
mengampuni. Kasih itu datang dari Allah dan ditempatkan dalam hati kita. Dengan
demikian, kualitas pengampunan yang kita miliki dan yang diberikan kepada orang
lain itu menjadi rahmat terindah bagi kita. Kasih itu tak lain adalah Yesus
yang rela mati untuk mengampuni dosa kita.
"BELAJARLAH
UNTUK MENGAMPUNI ORANG YANG BERSALAH KEPADAMU."
LEMBAH
BANTIK PINELENG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar