Rabu, 10 Oktober 2012
Hari ini, seorang murid meminta Yesus agar mengajari para murid tentang
doa. “Tuhan, ajarilah kami berdoa”. Begitulah cara ia meminta. Ini
adalah sebuah permintaan yang aneh, sebab sejak kecil orang Yahudi
diajarkan untuk berdoa. Penginjil Lukas sebenarnya ingin menekankan
betap istimewanya Yesus berdoa. Cara Yesus berdoa berbeda dengan orang
Yahudi.
Yesus melihat doa sebagai sebuah
integralitas dari seluruh pekerjaan dan pewartaan-Nya. Doa menjadi
sumber dan prioritas bagi Yesus. Karena itu, murid-Nya meminta agar bisa
diajarkan berdoa. Dan doa yang baik dan benar adalah doa “Bapa Kami”
yang hingga saat ini dipertahankan dalam kekristenan.
Semoga kita tidak melihat doa sebagai sebuah kewajiban belaka. Hendaklah doa dijadikan sebagai pusat dari seluruh aktivitas kita. Tuhan Yesus saja masih membutuhkan doa, apa lagi kita yang masih lemah dan tak berdaya ini. Jadikanlah doa sebagai makananmu dan bukan hiasan semata. Ibarat mobil, doa adalah mesin. Dan semoga kita tidak menjadikannya sebagai ‘ban cadangan’ dari mobil itu. Itu berarti, doa adalah inti dari setiap hidup kita.
Semoga kita tidak melihat doa sebagai sebuah kewajiban belaka. Hendaklah doa dijadikan sebagai pusat dari seluruh aktivitas kita. Tuhan Yesus saja masih membutuhkan doa, apa lagi kita yang masih lemah dan tak berdaya ini. Jadikanlah doa sebagai makananmu dan bukan hiasan semata. Ibarat mobil, doa adalah mesin. Dan semoga kita tidak menjadikannya sebagai ‘ban cadangan’ dari mobil itu. Itu berarti, doa adalah inti dari setiap hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar