Bangsa Israel kembali dari tanah pembuangan ke Yerusalem dan mereka
mendapati kota itu dalam keadaan yang tidak teratur. Kehancuran menjadi
yang paling nampak saat itu. Puing-puing bangunan bertebaran di
mana-mana. Ular-ular gampang ditemukan, seakan Yerusalem adalah hutan
belantara. Tidak terurusi. Tidak ada penjaganya. Jalan-jalan yang
bengkok perlu diluruskan, tanah yang berbukit diratakan dan yang
berlembah harus ditimbun lagi.
Oh…Yerusalem. Keindahanmu dahulu hilang, bahkan lenyap. Kami rindu Yerusalem yang dulu. Kami ingin Yerusalem menjadi kota yang megah, yang berdiri kokok di atas gunung, menampakkan keindahan sehingga dapat dilihat orang dan dikagumi. Sungguh, kami rindu. Karena itu, kami ingin memulihkannya. Kami ingin Yerusalem disegarkan kembali seperti sedia kala. Kami ingin restorasi sekarang!!!
Hari ini, Yesaya memberitakan bahwa Yerusalem berada dalam keadaan yang tidak semestinya. Kota kebanggaan bangsa Israel berantakan dan kacau-balau. Tidak ada ke-bagus-an di sana. Yang ada hanyalah kerusakan di sana sini. Karena itu, Yesaya menyerukan agar bangsa Israel harus mengadakan restorasi secepat mungkin, sehingga Yerusalem terlihat kokoh dan megah lagi. Kerinduan untuk memulihkan kembali Yerusalem haruslah dimiliki agar Allah tinggal lagi beserta mereka di kota itu. Kota yang merupakan puncak kejayaan bangsa Israel. Kota yang diagung-agungkan bangsa Israel. Di sanalah bait Allah akan berdiri dan nama Allah dielu-elukan. Bangsa Israel perlu bekerja keras untuk mendapatkan kejayaannya lagi dan Allah memberkati akan mereka.
Kita, tak berbeda jauh dari Yerusalem. Kita sudah hancur berantakkan. Persoalan hidup membuat kita terbelenggu oleh dosa dan kesalahan. Keinginan kita membuat diri kita mempersalahkan orang lain. Keserakahan kita membuat sesama menjadi korban ketidakadilan. Sungguh, diri kita menyebabkan orang lain menderita. Tak ada kemurahan hati yang cukup dalam diri kita. Yang ada hanyalah kebencian terhadap mereka yang berada di sekitar kita. Kita telah menghancurkan diri kita sendiri. Kita telah menyebabkan diri kita menjauh dari Allah, meskipun Allah tidak pernah mau jauh dari kita. Demikian, diri kita didapati hancur oleh Allah. Tidak ‘teratur’, tidak seperti yang Allah ciptakan sejak semula. Perbuatan kita mendatangkan dosa, dan perkataan kita menimbulkan kesalahan. Kita perlu pemulihan. Sekarang juga!!!
Diri dan kehidupan kita perlu dipulihkan. Kita harus punya kerinduan untuk bangkit dan menciptakan hati yang baru. Bukan hanya sebatas kerinduan, tapi berlanjut dengan perbuatan dan berkata yang benar. Hanya kebenaran yang disukai oleh Allah. Diri kita perlu dikokohkan dengan pertobatan. Diri kita perlu memperoleh berkat dari Allah. Allah sudah dekat, maka bersiaplah. Luruskanlah hati kita, singkirkanlah kegalauan, dan hadirkanlah kedamaian. Itulah yang dikehendaki Allah. tidak lama lagi Allah datang, maka siapkanlah jalan bagi-Nya. Yang berlekuk-lekuk harus diratakan agar Allah dapat melewatinya. Restorasi adalah yang diinginkan Allah. Biarkanlah Allah yang meraja atas diri kita, dan jauhkanlah dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat, bila perlu dilenyapkan.
Semoga Allah, Pembawa damai menguduskan kita sepenuh-penuhnya. Moga-moga Roh, jiwa dan raga kita terpelihara tanpa cela sampai kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus…
Oh…Yerusalem. Keindahanmu dahulu hilang, bahkan lenyap. Kami rindu Yerusalem yang dulu. Kami ingin Yerusalem menjadi kota yang megah, yang berdiri kokok di atas gunung, menampakkan keindahan sehingga dapat dilihat orang dan dikagumi. Sungguh, kami rindu. Karena itu, kami ingin memulihkannya. Kami ingin Yerusalem disegarkan kembali seperti sedia kala. Kami ingin restorasi sekarang!!!
Hari ini, Yesaya memberitakan bahwa Yerusalem berada dalam keadaan yang tidak semestinya. Kota kebanggaan bangsa Israel berantakan dan kacau-balau. Tidak ada ke-bagus-an di sana. Yang ada hanyalah kerusakan di sana sini. Karena itu, Yesaya menyerukan agar bangsa Israel harus mengadakan restorasi secepat mungkin, sehingga Yerusalem terlihat kokoh dan megah lagi. Kerinduan untuk memulihkan kembali Yerusalem haruslah dimiliki agar Allah tinggal lagi beserta mereka di kota itu. Kota yang merupakan puncak kejayaan bangsa Israel. Kota yang diagung-agungkan bangsa Israel. Di sanalah bait Allah akan berdiri dan nama Allah dielu-elukan. Bangsa Israel perlu bekerja keras untuk mendapatkan kejayaannya lagi dan Allah memberkati akan mereka.
Kita, tak berbeda jauh dari Yerusalem. Kita sudah hancur berantakkan. Persoalan hidup membuat kita terbelenggu oleh dosa dan kesalahan. Keinginan kita membuat diri kita mempersalahkan orang lain. Keserakahan kita membuat sesama menjadi korban ketidakadilan. Sungguh, diri kita menyebabkan orang lain menderita. Tak ada kemurahan hati yang cukup dalam diri kita. Yang ada hanyalah kebencian terhadap mereka yang berada di sekitar kita. Kita telah menghancurkan diri kita sendiri. Kita telah menyebabkan diri kita menjauh dari Allah, meskipun Allah tidak pernah mau jauh dari kita. Demikian, diri kita didapati hancur oleh Allah. Tidak ‘teratur’, tidak seperti yang Allah ciptakan sejak semula. Perbuatan kita mendatangkan dosa, dan perkataan kita menimbulkan kesalahan. Kita perlu pemulihan. Sekarang juga!!!
Diri dan kehidupan kita perlu dipulihkan. Kita harus punya kerinduan untuk bangkit dan menciptakan hati yang baru. Bukan hanya sebatas kerinduan, tapi berlanjut dengan perbuatan dan berkata yang benar. Hanya kebenaran yang disukai oleh Allah. Diri kita perlu dikokohkan dengan pertobatan. Diri kita perlu memperoleh berkat dari Allah. Allah sudah dekat, maka bersiaplah. Luruskanlah hati kita, singkirkanlah kegalauan, dan hadirkanlah kedamaian. Itulah yang dikehendaki Allah. tidak lama lagi Allah datang, maka siapkanlah jalan bagi-Nya. Yang berlekuk-lekuk harus diratakan agar Allah dapat melewatinya. Restorasi adalah yang diinginkan Allah. Biarkanlah Allah yang meraja atas diri kita, dan jauhkanlah dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat, bila perlu dilenyapkan.
Semoga Allah, Pembawa damai menguduskan kita sepenuh-penuhnya. Moga-moga Roh, jiwa dan raga kita terpelihara tanpa cela sampai kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus…
Lembah Bantik Pineleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar