25 September 2012

Jangan Biarkan Sesama ‘Menangis’ Lagi

Salah satu hal yang kusukai dari Yesus adalah sikap-Nya yang tanggap akan situasi dan keberadaan orang lain di sekitar-Nya. Ia tanggap terhadap orang lain karena melihat orang lain sebagai ciptaan Allah, karena melihat orang lain sebagai sesama yang harus ‘dihidupi’. Hari ini, sikap itu ditunjukkan lagi oleh Yesus terhadap wanita janda yang menangis karena anaknya laki-laki meninggalkannya. Kejandaan wanita sebetulnya membuat ia tidak berdaya lagi, menjadi sendiri, tak punya apa-apa dan karena itu, ia menangis. Namun, Yesus datang dan memberi hiburan bagi wanita itu dengan membangkitkan anaknya yang sudah mati. Kini, wanita itu tidak lagi sendiri dan masih punya pengharapan dalam diri.

Setiap hari, setiap saat dan di manapun, ada begitu banyak orang
yang ‘menangis’ di sekitar kita. Mereka menangis karena penderitaan yang begitu dalam. Mereka menangis karena tak punya apa-apa. Mereka menangis karena tidak berdaya lagi. Dan, mereka menangis karena ditinggalkan oleh orang-orang yang ‘seharusnya’ menolong mereka, tidak menolong. Padahal, kita adalah sesama. Padahal, kita adalah umat Allah. Padahal, kita adalah anggota-anggota tubuh Kristus sendiri. St. Paulus menegaskan, kita ini banyak, tapi satu tubuh, yaitu tubuh Kristus sendiri. Maka sebagai anggota-anggota tubuh Kristus, kita harus saling memperhatikan, saling melayani, saling menghidupkan dan menghapus air mata sesama.

Jangan sekali-kali menyebut diri sebagai pengikut Kristus kalau dalam hidupmu tidak ada sikap tanggap terhadap orang-orang kecil.
Jangan sekali-kali menyebut diri sebagai pengikut Kristus kalau dalam hidupmu tidak ada perhatian terhadap sesama yang sedang menangis.
Jangan sekali-kali menyebut diri sebagai anggota tubuh Kristus kalau kamu sendiri tidak menelurkan apa yang pernah dibuat oleh Krisus.

Sesama adalah bagian dari hidup kita. Karena itu, jika mereka menangis, hapuslah air mata mereka dengan memperhatikan dan membawa mereka pada hidup yang seharusnya. Milikilah sikap tanggap terhadap penderitaan orang lain, sama seperti yang ditunjukkan oleh Kristus kepada kita. Dalam Tuhan kita bersaudara, dan dalam Tuhan kita harus saling melayani.

Lembah Bantik Pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar