10 Maret 2013

SI MISKIN ITU TAK BOSAN BERDIRI DI SANA (II)


Aku ingin terluka bagi orang yang benar-benar terluka karena egoisme hati dan pikiran orang lain. Aku ingin mencintai hingga terluka bagai Mom Teresa yang suci hatinya itu. Aku ingin mengurangi rasa sakit yang diderita sebagian orang di negeri ini. Banyak orang hanya datang dan pergi tetapi tidak meninggalkan sesuatu untuk dia yang sedang meminta dengan lapar dan dahaga yang mendalam. Tuhan, tolonglah dia.

Aku melangkahkan kaki dengan perlahan-lahan menuju dia yang sudah lama menunggu itu. Hatiku menjerit seraya mendorong tanganku masuk ke kantong celanaku. Di sana tersimpan beberapa kertas berharga. Lagi-lagi, hati ini berkata, “berikan padanya” lalu kuberikan. Aku tak sadar tapi ia tetap menerima, meski hanya Rp 5.000 saja, mungkin cukup untuk makan siangnya. Semoga aku mengurangi penderitaannya.

Beberapa bulan kemudian, ketika aku kembali ke tempat yang sama, si miskin itu masih berdiri dan melakukan aktivitas yang sama. Situasi yang lalu masih terulang lagi kini dan di sini. Orang-orang yang berlalu-lalang memang berbeda tapi tingkat “kecuekan” mereka kelitahatannya masih juga sama, bahkan mungkin lebih parah dari sebelumnya. Meski begitu, si miskin itu tetap bertahan dalam kemelaratannya. Entah siapa lagi yang membuatnya bertahan, tapi yang pasti tubuhnya semakin kurus.

Kondisinya yang demikian membuatku merogoh koceh sekali lagi. Aku tak mampu merawatnya secara utuh namun kuharap apa yang kuberi merupakan "pembalut lukanya," membuatnya bertahan lagi sembari menantikan banyak tangan yang menyodorkan bantuan mereka. Sontak terpikirkan bahwa manusia kini hilang jati dirinya. Penyakit mementingkan diri sendiri terus dan terus menjamur di seantero negeri ini. Seakan-akan, manusia diciptakan untuk itu, hidup sendiri. Ah… Tak apalah… Yang paling penting adalah Tuhan masih punya hati untuk si miskin ini.

Tuhan lihatlah setiap orang yang mengalami penderitaan, duka, kecemasan dan kekeringan dalam hidupnya. Mereka itu adalah ciptaanMu sendiri yang masih membutuhkan uluran tanganMu dan tangan mereka yang jahat itu. Kiranya tanganMu Kau ulurkan lewat mereka yang egois, cuek, dan tak tahu diri itu. Hanya Engkaulah yang dapat memberi si miskin ini segudang kasih dan sejuta rahmat. Semua itu telah Kau beri kepada orang lain, tapi mereka mengeraskan tangan untuk membagikannya kepada yang lain, yang sedang membutuhkan. Semoga mereka dapat memberi apa yang Kauberi kepada orang lain yang sedang susah.

tamat...
#thanks for read (red)

@kaki bantik pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar