(. 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; 2Kor. 5:20 - 6:2; Mat. 6:1-6,16-18. )
Sejatinya, iman (Katolik)
merupakan tanggapan manusia (personal) terhadap tawaran keselamatan dari ALLAH.
Orang-orang yang mengakui keberadaan ALLAH menandaskan seluruh hidup dan
perjuangannya kepadaNya. Dan memang benarlah bahwa manusia diciptakan dan
dipanggil untuk dekat, mengenal, mencintai, mengasihi dan mengabdi kepada
ALLAH. Kelak, ketika mati, ia dinyatakan layak bersatu dengan ALLAH.
Namun demikian, ternyata
dosa menyelimuti dan merasuk hati dan pikiran manusia sehingga ALLAH menjadi “musuh”nya.
Manusia menjadi jauh dengan ALLAH, tidak mengenalNya, tidak mencintaiNya, tidak
mengasihiNya, dan tidak lagi mengabdi kepadaNya. Iman yang merupakan tanggapan
baik manusia kepada ALLAH itu hanyalah mati. Maka manusia perlu untuk berdamai
lagi dengan ALLAH yang menciptakan dan memanggilnya.
Saudara-saudariku, Prapaskah
adalah masa yang indah untuk kita, masa yang ‘menolong’ kita untuk kembali
merajut hubungan mesra kita dengan ALLAH. Masa ini diawali dengan penerimaan abu
pada dahi kita masing-masing di hari Rabu Abu sebab memang kita berasal dari
abu dan akan kembali sebagai abu. “Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku
senantiasa bergumul dengan dosaku” (Mzm. 51:3).
Dosa yang mematikan
iman kita dan membuat kita lupa akan ALLAH itu sangat mungkin untuk dikalahkan.
Pantang dan puasa adalah pilihan yang tepat bagi kita untuk menang atas dosa. Berpantang
dan berpuasa untuk dapat memberikan sedekah kepada yang lain yang sedang
menderita. Sejalan dengan itu, hubungan yang intim dengan ALLAH di dalam doa
tetap dihidupkan. Yesus meminta agar semua itu dilakukan tanpa memelihara
kemunafikan.
Selamat memasuki masa
Prapaskah, Tuhan menyertaimu.
Saldoku, Fr. IEF (Mengasihi
Allah Tritunggal Mahakudus, Mengasihi Gereja Katolik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar