Injil di hari kemarin
menampilkan kesangsian orang-orang Farisi akan Yesus. Hari ini, dalam nada-nada
yang sama, para murid Yesus, yang hidup denganNya, yang menyaksikan dengan mata
dan telinga segala sesuatu yang dilakukanNya, pun memiliki sifat yang sama
seperti orang-orang Yahudi. Atas kesangsian para murid itu Yesus menegur
mereka.
Bahwasanya kamu punya
mata tetapi sulit untuk melihat dan bahwasanya kamu punya telinga tetapi sulit
untuk mendengar. Padahal yang dibuat oleh ALLAH terhadap manusia dan hidupnya
sangatlah sempurna. Apa yang dibalas oleh manusia kepada ALLAH atas semua
kebaikanNya? Jawaban yang paling sering didengar adalah kejahatan, yaitu melawan
ALLAH dengan pikiran dan tindakannya yang keliru.
Saudara-saudaraku,
kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Penyelamat kita satu-satunya.
Wahyu ALLAH menjadi sempurna, utuh dan tak terbagi-bagi di dalam diriNya. Dialah
Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia supaya semua orang yang hidup, hidup
serupa denganNya. Dia pulalah yang mempersatukan kita dengan Bapa dan Roh Kudus
supaya kita beroleh keselamatan kekal. Maka menyangsikan Kristus adalah ‘malapetaka’
bahkan kebinasaan bagi kita sendiri. Sebaliknya, mengakui Kristus sebagai Tuhan
dan Penyelamat adalah modal kekudusan kita.
Kepada Gereja, Kristus
menyerahkan tugas untuk menghimpun semua umat ALLAH yang tercerai-berai. Maka marilah
kita menimba kekuatan dari Kristus sendiri dengan tidak menyangsikanNya melalui
pikiran dan perbuaatan kita, supaya keselamatan menjadi milik semua orang. Sang
pemazmur dengan bagus melukiskan: “Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada
TUHAN dengan berhiaskan kekudusan!” Kekudusan kita sebagai anggota Gereja,
Tubuh Kristus, selalu menyangkut seluruh pikiran dan perbuatan dalam diri kita.
Inilah jawaban kita untuk tidak menyangsikan Kristus dan berdamai dengan ALLAH.
Saldoku untukmu, Fr. IEF (Mengasihi Allah Tritunggal
Mahakudus, Mengasihi Gereja Katolik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar