Sabda Yesus hari ini cukup keras dan menjadi teguran untuk Kita, Gereja
Katolik, TubuhNya sendiri. KataNya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia
harus menyangkal dirinya, memikil salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Maka menjadi
suatu keharusan bagi Gereja untuk “berpuasa, berpantang, dan bermati raga”
dengan sungguh-sungguh sepanjang hidupnya.
Mengapa Gereja harus berpuasa, berpantang dan bermati raga sepanjang hidup?
Karena Yesus sudah menanggung banyak penderitaan, Ia sudah ditolak oleh
bangsaNya sendiri. Lebih dalam lagi daripada itu, Ia dibunuh oleh mereka lalu
bangkit pada hari yang ketiga.
Prapaskah adalah masa “penderitaan”, masa “penolakan”, masa pengikut Yesus “dibunuh”
dan paling mengagumkan, masa “kebangkitan.” Inilah kesempatan bagi Gereja untuk
menyangkal diri, memikul salib setiap hari dan mengikuti Yesus. Itulah arti Prapaskah
yang sesungguhnya.
Saudara-saudariku, mengikuti gaya hidup Yesus adalah cara kita mengakui
ALLAH, mengikutNya dan membangun hidup yang sejati. Tetapi di samping itu, kita
juga menghayati arti Prapaskah yang sesungguhnya sepanjang hidup, yakni
menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Yesus.
Sang pemazmur memberikan peneguhan ini: “Tetapi yang
kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang
menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang
diperbuatnya berhasil” (Mzm. 1:2-3).
Saldoku,
Fr. IEF (Mengasihi Allah Tritunggal Mahakudus, Mengasihi Gereja Katolik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar