Malam ini langit tak berbintang dan kegelapan
menguasai sebagian dunia ini pula. Bulan takkan bercahaya lagi seakan marah
terhadap penduduk bumi yang tidak merindukannya. Bulan dan bintang memberikan cahaya
dari diri mereka sendiri. Kelihatannya mereka memang suka memberi kepada
manusia yang ‘berkeliaran’ di bumi ini. Tanpa disadari, mereka telah
menjalankan tugas mereka setiap malam. Tapi, entah kenapa, malam ini suasana
seperti tak ada hidupnya. Mati dan seberkas cahaya pun tidak ada. Hening,
itulah istilah yang tepat untuk menggambarkan suasana malam ini, termasuk
suasana batin ini. Persis sama, bukan tiruan tapi memang sama.
Yang penting untuk direnungkan malam ini adalah
cahaya bulan dan bintang yang tak mau memberi cahaya mereka masing-masing. Aku lantas
membayangkan betapa ‘pekat’nya dunia ini kalau tanpa kasih dan pengorbanan
terhadap yang lain. Dunia akan menjadi ‘gelap’ dan gulita jikalau kasih itu
tidak dikatakan dan dilaksanakan. Pengorbanan diri itu melahirkan kebahagiaan
bagi yang lain yang memang sedang membutuhkannya. Kasih juga adalah sumber
kebahagiaan bagi yang lain. Dan, pengorbanan adalah buah dari kasih itu
sendiri. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Pengorbanan hanya akan terjadi kalau
orang memiliki kasih. Hasilnya adalah kebahagiaan yang tampak pada diri yang
lain.
Para sahabatku yang terkasih, kadang kita harus rela
untuk ‘dilumpuhkan’ agar kebahagiaan orang lain menjadi nyata. Kadang pula kita
harus membiarkan hati kita ‘dicambuki’ dengan kesedihan agar orang lain
mengalami sukacita. Toh, Tuhan Yesus rela disalibkan agar kita memperoleh
pengampunan dosa dan keselamatan. Guru kita yang bijaksana itu telah berkorban
terlebih dahulu untuk kita. Ia mengharapkan agar hal yang sama, yang pernah
dilakukanNya, dilakukan lagi oleh kita, para pengikutNya yang setia. Menjadi pengikut
Kristus berarti siap berkorban demi kebahagiaan orang lain. Itulah pemberian
yang paling dinantikan oleh Allah. Allah menantikan kita untuk menunjukkan
kasihNya kepada setiap umatNya, sesama kita sendiri.
Kasih dan pengorbanan diri adalah perbuatan Allah
yang perlu mendapat tempat di dalam diri orang-orang yang percaya kepadaNya. Yakinkanlah
dirimu bahwa kebahagiaan yang kamu lihat di wajah, mata dan diri orang lain
adalah hasil pengorbanan dirimu. Bukan berarti kamu menuntut hakmu dari orang
lain, tetapi kamu melakukan yang berkenan kepada Allah melalui orang lain. Allah
memberi kita kemampuan untuk membahagiakan orang lain dengan diri kita sendiri.
Karena itu, manfaatkanlah kemampuanmu itu. Kalau kamu dapat menyatakan kasih
Allah dan berkorban demi yang lain, kamu menjadi murid Yesus yang sebenarnya. Sadarlah
bahwa setiap kasih dan pengorbanan diri yang kamu lakukan adalah rahmat Allah
yang melimpah atasmu.
Sungguh, saat orang lain bahagia karena kamu, kamu
pun akan bahagia dengan sendirinya. Itulah kebahagiaan yang disediakan Allah
kepadamu. Kamu pantas untuk mendapatkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar