Sejenak melihat kembali ke belakang, kutemukan dan
kurasakan bagitu banyak luka yang telah kutinggalkan untuk diriku sendiri,
terlebih untuk orang lain. Terlalu banyak salah yang sudah tertinggal dan
terekam. Kata "maaf" sama sekali tidak cukup untuk mengobati semua
itu.
Kusadari bahwa diri ini bukan untuk disalahkan, apalagi orang lain. Barangkali perlu ada satu gaya dan cara hidup yang baru demi perbaikan, bukan kata "maaf" saja. Jangan melukai diri kita sendiri, apalagi orang lain yang dekat atau pun tidak dengan diri kita.
Kita berTuhan, tinggal denganNya, dan percaya padaNya. Kalau begitu, tidak pernah boleh ada luka yang kita perbuat, sebab Tuhan sendiri tidak seperti itu. Malahan, Ia mengajarkan kita untuk selalu mengasihi, mengobati luka dan membuat hidup menjadi damai.
Keberadaan kita hendaklah diarahkan pada cita-cita dan kehendak serta rencana Tuhan. Begitulah cara hidup orang-orang yang berTuhan. Melukai, hanya menambah derita pada diri dan yang lain. Sediakan payung sebelum hujan. Jangan menanti hingga hujan.
Kusadari bahwa diri ini bukan untuk disalahkan, apalagi orang lain. Barangkali perlu ada satu gaya dan cara hidup yang baru demi perbaikan, bukan kata "maaf" saja. Jangan melukai diri kita sendiri, apalagi orang lain yang dekat atau pun tidak dengan diri kita.
Kita berTuhan, tinggal denganNya, dan percaya padaNya. Kalau begitu, tidak pernah boleh ada luka yang kita perbuat, sebab Tuhan sendiri tidak seperti itu. Malahan, Ia mengajarkan kita untuk selalu mengasihi, mengobati luka dan membuat hidup menjadi damai.
Keberadaan kita hendaklah diarahkan pada cita-cita dan kehendak serta rencana Tuhan. Begitulah cara hidup orang-orang yang berTuhan. Melukai, hanya menambah derita pada diri dan yang lain. Sediakan payung sebelum hujan. Jangan menanti hingga hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar