Allah merasa penting untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Sebab dosa
bukanlah hal yang disukaiNya. Karena itu, meski seorang saja yang berdosa, Ia
akan tetap pergi dan mencari. Sama seperti seorang gembala yang mencari
dombanya yang hilang. Kehilangan domba itu membuat sedih hati sang gembala
sehingga ia merasa penting untuk pergi dan mencari, lalu menemukan domba yang
hilang itu. Ketahuilah, gembala itu akan sangat berbahagia kalau ia telah
menemukan dombanya yang hilang.
Kita yang berdosa, dipandang Allah sebagai domba yang hilang. Itulah
makanya Ia datang mencari kita dan menemukannya. Ia merasa “kurang” ketika kita
pergi dan meninggalkanNya. Ia merasa “sedih” ketika kita lebih memilih untuk
melakukan yang jahat. Ia pun merasa “tidak lengkap” jika tak ada kita di
hadapanNya. Sesungguhnya kita begitu berharga di hadapan Allah. Sukacita Allah
akan sempurna jika umatNya berjalan mengikutiNya. Dengan begitu, Allah juga
memikirkan keselamatan kita umatNya.
Misteri inkarnasi, Sabda menjelma menjadi manusia, merupakan penghargaan
Allah bagi manusia. Ia mencintai manusia dengan HatiNya yang lemah lembut. Misteri
itu juga memperlihatkan bahwa Allah adalah Pencipta yang tidak hanya
menciptakan tetap terus membimbing GerejaNya yang kudus. Ia menyertai manusia
dahulu, kini dan nanti dan sampai selama-lamanya. Mengapa? Karena manusia
berharga bagiNya. Penghargaan terhadap manusia itulah yang menjadi sukacitaNya.
Sahabat-sahabatku yang terkasih, Allah tidak pernah meninggalkan manusia
sendirian. Justru sebaliknya, Ia senantiasa mendampingi hidup manusia. Semua
itu disebabkan oleh kerelaan hati Allah untuk mencintai. Kita menjadi berarti
di hadapan Allah karena HatiNya yang Mahakudus, yang mau mengasihi kita. Dia
mencari kita ketika dosa berkuasa atas diri kita. Pencarian Allah ini
dikarenakan oleh kelembutan hatiNya. Jadi, Allah kita adalah Allah yang punya
hati untuk mengasihi kita sendiri.
Allah kita adalah Allah yang menghargai manusia. Penghargaan itu juga
ditandai dengan kerelaanNya untuk dipaku pada kayu salib yang hina. Sungguh,
penghargaan itu berasal dari hatiNya yang memang mau mengasihi semua orang yang
berdosa. Allah tergerak oleh belas kasihan kepada umatNya sehingga Ia
mengorbankan diriNya di salib untuk kita. Ia menebus dosa-dosa kita supaya kita
menjadi anak-anakNya. Penebusan itu terjadi satu kali untuk selama-lamanya.
Kasihilah Allah seperti Ia mengasihi kita.
Selamat merayakan Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus! (engga_red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar