Kadang kala orang berpikir bahwa melakukan tindakan tidak
terpuji itu merupakan satu kebahagiaan tersendiri baginya. Misalnya si koruptor
yang memakan habis uang rakyat demi kepentingannya. Baginya, itu merupakan satu
tindakan “baik” karena berguna untuk dirinya sendiri. Demi dirinya, ia
mengorbankan banyak orang. Demi dirinya, ia mengabaikan hati nuraninya sendiri.
Dan, demi dirinya, ia meninggalkan norma-norma moral dan agama yang
dimilikinya. Bahkan, demi dirinya, ia rela meninggalkan Tuhan.
Orang seperti itu tidak memiliki ‘fondasi’ yang kuat,
bahkan tidak punya fondasi di dalam hidupnya sendiri. Rumah yang dibangun
dengan dasar atau fondasi yang kuat tidak akan goyah bila diterpa banjir, angin
atau hujan yang kencang. Sebaliknya, rumah yang dibangun di atas pasir pastilah
tidak bertahan lama. Ia tidak bertahan lama karena fondasinya lemah dan tidak
bisa diandalkan. Koruptor itu seperti itu; tidak bertahan lama. Dirinya pasti
akan diejek-ejek oleh orang lain, dicibir dan dibenci setelah dinyatakan
sebagai terdakwa oleh KPK.
Poinnya ada pada “fondasi” itu. Fondasi orang yang
percaya kepada Allah adalah Sabda-Nya. Sabda itu datang dari Allah dan masuk
melalui telinga pendengar. Konsekuensi lanjutnya ialah melakukan Sabda itu di dalam
hidupnya. Orang beriman itu dekat kepada Allah. Ia berlindung dalam naungan
Allah, makanannya ialah Sabda itu. Itulah yang menguatkannya sepanjang hidup. Karena
itu, baginya, mendengar sang Sabda adalah suatu kewajiban dan melaksanakan
Sabda itu adalah suatu keharusan. Pastilah badai tak dapat menggoncang orang
itu.
Para sahabatku yang terkasih, hari ini Tuhan Yesus
memberikan perhatian penting akan kekuatan Sabda dalam hidup kita. Orang yang
bijaksana membangun rumahnya di atas batu sehingga badai kehidupan tidak
sanggup merobohkan rumahnya. Kalau Sabda Allah dengan tekun didengarkan dan
dilaksanakan di dalam hidup, maka kehidupan kita akan semakin berbuah manis. Manisnya
ialah saya, Anda dan kita semua memperoleh kebahagian yang kekal. Kebahagiaan itu
tidak sementara dan kita pun tidak terperangkap oleh dunia yang fana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar