“Bu, sedang apa
ni?” Tanya aku ketika menghampiri seorang karyawati di dalam dapur. “Aku sedang
mempersiapkan bumbu untuk sayuran frater-frater malam nanti.” Jawab ibu itu
kepadaku. “Melihatmu, aku teringat akan ibuku di rumah. Ia sering memasak untuk
keluarga. Kasih sayang dan perhatiannya begitu besar untuk kami. Ia selalu
menyiapkan makanan dan minuman tepat pada waktunya. Ia berkorban untuk kami.” Begitulah
reaksiku setelah berada bersama karyawati itu. “Tapi, apa yang ibu buat hari
ini menjadi bukti nyata bahwa kasih sayang itu selalu ada untukku dan
teman-teman fraterku yang lain. Ibu sama seperti ibuku sendiri.” Sambung aku.
Kasih sayang
seseorang itu nyata melalui perbuatannya. Tulus dalam melakukan sesuatu bagi
orang lain itu juga merupakan ungkapan kasih sayang terhadap orang lain. Berkorban
dalam melakukan sesuatu bagi orang lain adalah juga ungkapan kasih sayang. Hari
ini aku merasakan kasih sayang itu. Bahkan, bukan saja hari ini, tapi sejak aku
berada di seminari ini. Para karyawan dan karyawati itu siang malam
mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan makan dan minum demi
kebaikan dan kesejahteraan kami semua. Itu kasih sayang yang besar dari orang
lain untuk aku dan teman-temanku. Aku bahagia berada di samping mereka-mereka
itu.
Para sahabatku
yang terkasih. Cerita itu hanyalah jalan masuk bagi kita untuk menghayati hidup
yang sesungguhnya. Allah senantiasa mengasihi kita lewat orang tua kita dan
siapa saja yang berada di dekat kita, apa lagi mereka yang secara langsung
bekerja untuk kita. Dalam diri mereka itulah Allah hadir dan menyatakan
kasihNya. Namun, kadang kita lupa bahkan tidak menyadarinya sama sekali. Kita lupa
bahwa Allah telah, sedang dan akan mengasihi kita. Kita tidak sadar bahwa Allah
sementara bekerja untuk kita. Bukalah matamu dan lihatlah betapa Allah sangat
mencintaimu. Allah mencintaimu lewat orang lain yang ada di sekitarmu. Allah selalu
memperhatikanmu.
Orang lain yang
secara kebetulan atau pun secara langsung menolongmu adalah wujud kasih Allah
terhadapmu. Aku bahagia hari ini karena bisa menyaksikan kasih Allah secara
langsung. Kemarin pun aku bahagia karena beberapa orang telah menolongku. Besok
aku akan bahagia karena Allah pasti menolongku lagi. Allah sungguh mencintaiku
lewat mereka yang ada di sekitarku. Ya Allah, terpujilah Engkau selama-lamanya.
Begitulah keyakinanku, bahwa Allah begitu mengasihiku. Bagaimana dengan Anda,
sahabatku? Dapatkah Anda melihat kasih Allah yang selama ini hadir di dalam
hidupmu? Ketahuilah, Allah setiap hari memperhatikan kita meski kita sendiri
tidak mengetahui hal itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar