Petrus adalah murid Yesus yang
pertama. Ketika Yesus menyusur danau Galilea, Ia memanggil Petrus untuk
mengikutiNya. Petrus juga dikenal sebagai murid yang “cenderung” melawan Yesus
dalam beberapa hal yang diungkapkan Yesus. Petrus jugalah orang yang mengakui
Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Ia juga dikenal sebagai murid yang
menyangkal Yesus saat Yesus berada dalam penderitaan. Namun demikian, Petruslah
yang menjadi pilihan Yesus untuk menjadi wakilNya di dunia ini. “Engkau adalah
Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut
tidak akan menguasainya.” Demikian kata Yesus kepada Petrus.
Para sahabatku yang terkasih. Santo
Petrus tentu punya pengalaman pribadi dengan Yesus. Menjadi murid yang pertama
dalam daftar kemuridan Yesus bukanlah hal yang biasa bagi seorang Petrus.
Dialah pemimpin bagi murid-murid Yesus yang lainnya. Mengapa Petrus? Karena ia
adalah wadas, batu karang yang kuat dan keras. Meski diterpa ombak yang
kencang, ia tetap berdiri dengan mantap dan sigap. Petruslah yang menjadi
sokoguru bagi jemaat di Yerusalem. Jadi, bukan tanpa alasan mengapa Yesus
memilih Petrus sebagai wakilNya di dunia ini. Ternyata, Yesus menginginkan
murid yang kuat dalam iman kepada Allah dan berpegang teguh pada
perintah-perintahNya.
Kalau Petrus adalah batu karang yang
kuat, bagaimana dengan kita yang hidup sekarang ini? Saudaraku, Tuhan Yesus
menginginkan pengikut yang mengenalNya dan kemudian mengakuiNya sebagai Mesias,
Anak Allah yang hidup. Ia tahu bahwa sebagai manusia kita lemah, namun bagiNya
kita bisa karena itu Dia memanggil kita menjadi muridNya. Ia tahu bahwa kita
bisa mengikutiNya dan memperoleh rahmat keselamatan dariNya pula. Pengakuan
kita kepadaNya menunjukkan peran vital Allah dalam seluruh kehidupan ini. Mari,
saya mengajak Anda semua untuk belajar dari Santo Petrus, wadas yang keras itu.
Kita dipanggil untuk menjadi wakil Kristus di dunia ini. Andaikata kita merasa
diri lemah dalam jalan panggilan ini, jangan takut sebab Allah sendiri yang
akan menyempurnakan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar