8 April 2013

SABDA ITU “ENAK” DIDENGARKAN



Penginjil Yohanes memberitakan bahwa “Pada mulanya adalah Sabda. Sabda itu bersama-sama dengan Allah dan Sabda itu adalah Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” (Yoh. 1:1-5)


Para sahabatku, hari ini di dalam Gereja Katolik dirayakan hari raya Kabar Sukacita. Melalui malaikat Gabriel, Allah memberitakan tentang rencana keselamatan manusia yang “dimulai” dalam diri seorang Maria. Kedatangan malaikat itu membuat Maria terkejut, tapi pada akhirnya Maria berkata: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."

Kabar sukacita itu diterima Maria karena Allah hendak menyelamatkan manusia dari dosa dan kesalahan. Sebetulnya Maria telah membuat suatu keputusan besar, yakni menerima tawaran Allah. Penerimaan ini berawal dari pendengarannya. Telinga Maria tidak tertutup untuk mendengarkan Allah yang bersabda. Maka Sabda pun menjelma menjadi manusia dalam rahim Maria, Bunda Allah.


Kita percaya bahwa Yesus yang dikandung Maria adalah Sabda yang menjelma menjadi manusia. Ia menjadi manusia demi manusia semuanya. Karena itu, dengarlah Sabda-Nya dan kamu akan memperoleh hidup yang baru. Yesus membawa kabar sukacita yang sampai hari ini tertulis dalam Kitab Suci. Ketika kamu membaca Kitab Suci, kamu mendengarkan Yesus bercerita.

Itu sebabnya, pantaslah kita membuka telinga untuk mendengarkan kabar sukacita dari Allah. Mendengarkan Allah adalah suatu sukacita besar yang berdampak pada hidup. Dampaknya selalu baik, penting dan beguna bagi hidup kita. Barangsiapa mendengarkan Yesus, ia mendengarkan Allah sendiri. Ketika mendengar Allah sebetulnya kita sedang menghapus kegelapan dari diri kita sendiri.  

_Kaki Bantik Pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar