1 Oktober 2012

Anak Kecil Berhati Malaikat


Jabatan, harta, prestasi, kehormatan, kepintaran adalah beberapa hal yang ingin dicapai manusia dalam hidupnya. Manusia ingin menjadikan dirinya ‘yang terbaik’ menurut ukurannya. Murid-murid Tuhan Yesus pun demikian; ingin memperoleh semua itu. Pikir mereka, Kerajaan Allah sama seperti kerajaan duniawi yang dipimpin oleh Yesus sehingga mereka ingin memperoleh jabatan di dalamnya. Melihat itu, Yesus menempatkan seorang anak kecil sebagai ‘papan jungkit’ bagi mereka. Bahwa yang terbesar dalam Kerajaan Surga adalah orang yang mau hidup seperti seorang anak kecil. Maka, yang harus orang lakukan adalah bertobat dan kemudian merendahkan hatinya seperti anak kecil itu.

Dalam Perjanjian Lama, Tuhan memberikan malaikat kepada orang-orang Israel agar menuntun dan melindungi mereka dari ancaman lawan, musuh dan bangsa lain yang jahat. Malaikat itu juga yang akan mengantar orang Israel ke tempat yang sudah disiapkan Allah bagi bangsa Israel. Maka, dengan malaikat, bangsa Israel selamat. Allah begitu baik terhadap mereka. 
 
 Dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus juga mengangkat malaikat sebagai ciptaan Allah yang senantiasa ada di hadapan Allah dan memandang wajah Allah. Maka sebetulnya, meskipun dianggap hina dan tak berdaya, anak-anak tetap berhati malaikat. Cara hidup anak-anak mencerminkan ‘posisi’ mereka di surga. Mereka berhati bersih, jujur, polos, tulus, murni dan tak tercemari oleh dosa. Jabatan seseorang di surga ditentukan oleh sikap kebatinan dan fisiknya. Apa yang dipikirkannya baik dan benar, itulah yang harus dilaksanakan dalam kehidupannya. Manusia punya kebebasan untuk memilih, dan Allah menghendaki agar kita tetap memilih yang baik dan berkenan di hati-Nya. Oleh karena itu, bersihkanlah jiwamu dari prasangka buruk dan isikanlah dengan sabda-Nya agar kita dengan bebas memilih yang baik dan benar pula. Biarkanlah malaikatmu membimbingmu dalam hidup ini. Jangan menginginkan jabatan yang tinggi, harta yang banyak, prestasi yang merendahkan orang lain, kehormatan yang tak beridentitas, dan kepintaran yang hanya merusak. Allah telah memberikan malaikat-Nya kepada kita masing-masing sehingga kita bijak dalam memilih semua itu.

Santo Agustinus pernah berkata: 
“Malaikat menunjukkan jabatan, bukan kodrat. Kalau engkau menanyakan kodratnya, maka ia adalah roh; kalau engkau menanyakan jabatannya, maka ia adalah malaikat".

Lembah Bantik Pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar