Filosofi
Buddhisme mengajarkan bahwa akar masalah dalam diri seseorang adalah keinginan.
Keinginan muncul dari panca indera. Oleh karena itu, panca indera perlu digunakan
dengan baik dan benar. Untuk menetralisir cara kerja panca indera, orang perlu menghidupi
delapan jalan kebenaran yang diajarkan oleh Buddha, Sidharta Gautama. Demikianlah
persoalan dalam diri seseorang dapat diatasi. Hal yang sama, telah diajarkan Yesus
jauh sebelumnya kepada para murid-Nya. “Jika matamu, tanganmu, dan kakimu
menyesatkanmu, buanglah semua itu, supaya kamu bisa masuk surga”. Karena
kecerobohan manusia, maka segala sesuatu yang menurutnya dapat memuaskan
dirinya cepat-cepat diambilnya tanpa memikirkan hal yang lebih penting dari
itu. Kecerobohan itu mengundang manusia untuk cepat mengambil keputusan yang
hanya berpihak pada dirinya. Katanya: “yang penting aku puas”, padahal masih
ada hal lain yang lebih mendasar dari kepuasannya yang semu itu. Di kesempatan
lain, Yesus pernah bersabda: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka yang lainnya akan ditambahkan kepadamu”. Ternyata, Kerajaan Allah jauh
lebih penting daripada nafsu sesaat. Ternyata, Kerajaan Allah merupakan tujuan
hidup manusia, namun ia lebih memilih hal ‘tambahan’. Manusia lebih
mementingkan diri sendiri.
Tubuh
kita adalah hasil ciptaan Allah, dan Allah menghendaki agar kita bisa
memanfaatkannya dengan baik dan benar. Apabila mata hanya dipakai untuk melihat
hal yang tidak perlu dilihat, dan tangan sering dipakai untuk mencuri atau
memukul orang lain, serta kaki dimanfaatkan untuk berjalan menuju tempat yang
tidak dikehendaki, maka hasil dari semua itu adalah dosa. Lebih baik mata memandang
kemuliaan Tuhan, tangan dikatupkan untuk berdoa dan kaki dimanfaatkan untuk
berjalan ke gereja, daripada melakukan hal yang sebaliknya, yang mendatangkan
dosa.
Mari
kita berlajar dari Yesus untuk memanfaatkan apa yang kita miliki dengan baik
dan benar. Yesus memang naik ke surga, tetapi tubuhNya ada di dunia ini, yakni
Gereja. Maka kita dituntut untuk mengarahkan mata, tangan dan kaki kita ke arah
yang benar. Seandainya kita salah mempergunakan itu semua, maka kita telah
melumpuhkan tubuh Kristus sendiri. Jangan manfaatkan tubuh kita hanya untuk hal-hal
yang bernilai sementara, tetapi manfaatkanlah untuk Allah, maka Allah akan
menambahkan yang terbaik untuk kita. Tuhan Yesus telah menunjukkan itu, Ia
memandang dengan Kasih, menjamah yang sakit, dan berjalan melampaui batas-batas
wilayah dan kelemahan manusia.
Ya
Tuhan, ajarilah kami untuk menaruh seluruh jiwa dan raga kami untukMu
saja...!!!
Lembah Bantik Pineleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar