Oktober
adalah bulan di mana umat Katolik mengkhususkan diri untuk berdevosi kepada
bunda Maria. “Per Mariam ad Jesum”. Melalui Maria, kita sampai kepada Yesus.
Maria menjadi bunda yang mengantarkan segala doa dan maksud kita kepada Yesus.
Darinya, lahir sang Penebus dunia, Yesus Kristus. Maka kita percaya bahwa
segala sesuatu yang kita mohonkan kepada Yesus melalui bunda Maria, pasti
didengar oleh Yesus karena bundalah yang mengantarkannya. Karena itu, kita
perlu mengenal Maria secara dekat. Kita perlu meneladani cara hidupnya. Dan,
kita perlu menjadi anaknya yang setia. Dengan demikian, bulan Oktober menjadi
kesempatan manis bagi kita untuk belajar mengenal Maria.
Maria adalah perawan desa sederhana, yang taat kepada Allah dalam setiap tindakan dan tutur katanya. Kepercayaannya kepada Allah tak dapat diragukan lagi. Baginya, ia adalah hamba Allah yang mau hidup menurut perintah dan kehendak Allah pula. Dari situ, Allah dengan tahu dan mau datang kepada Maria dan memberinya rahmat terbesar dalam hidupnya, yakni mengandung dan melahirkan Putera Allah. Maria tak ragu akan kehendak dan rencana Allah itu. Dalam kelemahannya, ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan mengatakan ‘ya’ terhadap tawaran Allah. “Terjadilah padaku menurut perkataanmu”. Sebuah ungkapan yang sungguh berasal dari kedalaman hati Maria. Ungkapan yang menggambarkan betapa Maria percaya sepenuhnya pada kuasa Allah atas dirinya. Ia tidak menolak, malahan menerima tawaran Allah sebagai awal dari keselamatan semua orang. Dalam diri Maria, Allah hadir dan menjelma menjadi manusia. Maka, Allah tinggal bersama manusia dan membebaskan manusia dari kuasa kegelapan.
Kesetiaan dan ketaatan Maria tidak hanya sampai di situ, tetapi juga sampai pada kematian dan kebangkitan Yesus. Dalam penderitaan Yesus, Maria hadir di sana sebagai bunda yang ingin menguatkan Puteranya. Dan, di bawah kaki salib Yesus, Maria berdiri dengan tegak sambil meratapi kesengsaraan dan kematian Puteranya terkasih. Loyalitas Maria tak dapat disandingkan dengan manusia lain. Maria menjadi bunda yang bahagia karena mengandung dan melahirkan Putera Allah. Maria menjadi bunda yang berduka cita karena kematian Puteranya. Dari awal hingga akhir keselamatan manusia, Maria ada. Ia ada karena Allah bekerja di dalam dirinya.
Oleh Gereja, Maria disebut sebagai bunda Allah karena mengandung dan melahirkan Yesus, sang Penyelamat Dunia. Kesetiaan Maria pada rencana dan kehendak Allah menjadi bukti betapa Maria memang penuh rahmat. Ia penuh dengan rahmat Allah karena bersedia mengatakan ‘ya’ kepada tawaran Allah. Ia penuh rahmat karena mampu menerima penderitaan dan kematian Yesus. Ia pun penuh rahmat kerena kerendahan hatinya selalu terarah pada Allah dan Kerajaan-Nya. Maka, Maria adalah ibu kita, bunda Gereja dan Ratu Surgawi.
Lembah Bantik Pineleng
Maria adalah perawan desa sederhana, yang taat kepada Allah dalam setiap tindakan dan tutur katanya. Kepercayaannya kepada Allah tak dapat diragukan lagi. Baginya, ia adalah hamba Allah yang mau hidup menurut perintah dan kehendak Allah pula. Dari situ, Allah dengan tahu dan mau datang kepada Maria dan memberinya rahmat terbesar dalam hidupnya, yakni mengandung dan melahirkan Putera Allah. Maria tak ragu akan kehendak dan rencana Allah itu. Dalam kelemahannya, ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan mengatakan ‘ya’ terhadap tawaran Allah. “Terjadilah padaku menurut perkataanmu”. Sebuah ungkapan yang sungguh berasal dari kedalaman hati Maria. Ungkapan yang menggambarkan betapa Maria percaya sepenuhnya pada kuasa Allah atas dirinya. Ia tidak menolak, malahan menerima tawaran Allah sebagai awal dari keselamatan semua orang. Dalam diri Maria, Allah hadir dan menjelma menjadi manusia. Maka, Allah tinggal bersama manusia dan membebaskan manusia dari kuasa kegelapan.
Kesetiaan dan ketaatan Maria tidak hanya sampai di situ, tetapi juga sampai pada kematian dan kebangkitan Yesus. Dalam penderitaan Yesus, Maria hadir di sana sebagai bunda yang ingin menguatkan Puteranya. Dan, di bawah kaki salib Yesus, Maria berdiri dengan tegak sambil meratapi kesengsaraan dan kematian Puteranya terkasih. Loyalitas Maria tak dapat disandingkan dengan manusia lain. Maria menjadi bunda yang bahagia karena mengandung dan melahirkan Putera Allah. Maria menjadi bunda yang berduka cita karena kematian Puteranya. Dari awal hingga akhir keselamatan manusia, Maria ada. Ia ada karena Allah bekerja di dalam dirinya.
Oleh Gereja, Maria disebut sebagai bunda Allah karena mengandung dan melahirkan Yesus, sang Penyelamat Dunia. Kesetiaan Maria pada rencana dan kehendak Allah menjadi bukti betapa Maria memang penuh rahmat. Ia penuh dengan rahmat Allah karena bersedia mengatakan ‘ya’ kepada tawaran Allah. Ia penuh rahmat karena mampu menerima penderitaan dan kematian Yesus. Ia pun penuh rahmat kerena kerendahan hatinya selalu terarah pada Allah dan Kerajaan-Nya. Maka, Maria adalah ibu kita, bunda Gereja dan Ratu Surgawi.
Lembah Bantik Pineleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar