“Satu jiwa adalah
berharga bagi Allah.” Begitulah satu ungkapan yang sampai saat ini masih
membekas di hati dan pikiranku ini. Yesus Kristus yang adalah Tuhan; Ia rela
mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan
manusia hanya demi manusia itu sendiri. Dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di salib.
Lihat, Yesus datang ke
dunia hanya untuk menyelamatkan manusia. Karena itu, hati-Nya senantiasa
tergerak oleh belas kasihan dan menyelamatkan mereka yang berdosa. Itulah
sukacita besar bagi Allah karena satu orang berdosa yang bertobat. Suka cita
itu lebih besar dari pada sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak
memerlukan pertobatan.
Para sahabatku yang
terkasih, kedatangan Yesus ke dunia melukiskan bahwa betapa besar kasih Allah
kepada dunia. Bahkan cinta yang paling romantis yang pernah ada dunia ini
adalah itu, Allah melawat manusia. Lawatan itu didasarkan atas cinta Allah
kepada manusia. Mengapa cinta Allah diarahkan kepada manusia? Karena manusia
itu berharga di mata-Nya. Manusia istimewa di hadapan Allah; segambar dan
secitra dengan Allah sendiri.
Saya dan Anda adalah
mahakarya Allah! Kita adalah ciptaan Allah yang agung, yang berbeda dengan
ciptaan lainnya. Karena itulah kita perlu mengakui diri sendiri sebagai pribadi
yang berharga dan punya kekhususan di hadapan Allah. Untuk itu pula kita
dikunjungi oleh Allah dan diselamatkan. Kitalah ciptaan yang diperkenankan oleh
Allah untuk menikmati kebahagiaan surgawi. Kita hidup sekarang tapi punya
prosepek ke depan, yaitu surga.
Sahabat-sahabatku yang
terkasih, ingatlah bahwa Allah tidak pernah salah memilih kita menjadi
umat-Nya. Ia memanggil kita dan memilih kita lalu mengutus kita kepada yang
lain. Karena kita berharga, maka Ia mencintai kita. Ketahuilah bahwa seluruh
hidup kita telah dilukiskan oleh Allah di dalam tangan-Nya. Ia begitu mencintai
kita. Karena itulah, kita pun harus saling mencintai.
Salam Retret…!!! (Hari
Pertama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar