Antonius dari Padua adalah seorang imam yang diangkat menjadi santo dalam
Gereja Katolik. Ia memiliki keunggulan dalam berkhotbah. Dan, dengan khotbahnya,
banyak orang menjadi pengikut Kristus dan menemukan jalan hidup yang
sebenarnya. Dari kekafiran menuju hidup yang didasarkan pada doa dan kurban. Seluruh
hidupnya dibaktikan hanya kepada Tuhan. Atas semuanya itu, ia diperhitungkan
sebagai seorang gembala sebagaimana Yesus Kristus yang adalah Gembala yang
baik.
Kata-kata sifatnya mengajar dan menggerakkan orang lain untuk melakukan
sesuatu atas hidupnya. Sumber utama kata-kata yang keluar dari mulut seseorang
adalah hati dan pikirannya. Ada hati yang bersih, jerni, tenang dan damai, tapi
ada pula yang tidak. Ada pikiran yang jernih, terbuka, dan terdirik, tapi ada
pula yang tidak. Semuanya itu turut mempengaruhi setiap kata yang dikeluarkan
dari mulut seseorang. Setiap orang dituntut untuk menjadikan hati dan
pikirannya sebagai sumber nilai yang baik.
Hari ini Tuhan Yesus berbicara juga tentang kata-kata yang keluar dari
mulut seseorang. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap
saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus
dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke
dalam neraka yang menyala-nyala.” Bukan saja orang yang membunuh yang
diserahkan ke dalam neraka, melainkan juga mereka yang berkata-kata secara
tidak benar terhadap orang lain.
Bagi Yesus, bukan saja tindakan membunuh yang menyebabkan orang menjadi
mati atau memang terbunuh, tetapi juga dengan kata-kata. Kata-kata yang kotor
dan tidak sopan bisa menjadi senjata bagi seseorang untuk membunuh orang lain. Kata-kata
yang berbau negatif dapat memperlemah gairah hidup orang lain. Karena itu, perlu
ada satu tindakan berbalik kepada Allah yang merupakan sumber kata-kata yang baik
dan bijaksana. Hati dan pikiran kita akan menjadi bersih apa bila kita mau
belajar dari Allah.
Allah adalah Sabda yang menjelma menjadi manusia, yaitu Kristus. Sabda itu
adalah kabar gembira, kabar keselamatan dan pedoman bagi hidup orang lain. Tempat
Sabda adalah hati dan pikiran manusia. Para pengikut Kristus diminta untuk “mengandung”
Sabda itu dalam dirinya, sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Santa Maria, Bunda
Allah. Agar dengan demikian, setiap kata yang keluar dari mulutnya
sungguh-sungguh merupakan kata-kata yang membangun dan memperteguh orang lain
untuk selalu memuji Allah.
Tugas kita sekarang adalah membersihkan hati dan pikiran kita agar Sang
Sabda dapat tinggal di dalamnya. Sabda Allah hanya dapat tinggal di dalam hati
dan pikiran orang yang bersih dan murni. Sabda itulah yang akan menuntun setiap
orang untuk sampai kepada tindakan yang menghidupkan orang lain. Kalau demikian,
keselamatan menjadi mungkin. Marilah kita menghidupkan orang lain dengan
kata-kata yang baik dan bijaksana. Tentu saja, kata-kata yang baik dan
bijaksana itu membutuhkan hati dan pikiran yang bersih dan murni dari kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar