2 April 2013

SALIB MEMANG SULIT DITERIMA TAPI ENDING-NYA “WAAH..!”



Terkadang, pikiran kita disempitkan oleh berbagai persoalan yang kita hadapi. Terkadang pula hati menjadi tertutup dan tidak bisa berbicara lagi hanya karena masalah yang setiap hari menindih dan menindih. Jadilah hati dan pikiran menjadi salah arah. Stres pun muncul dan kegalauan melanda setiap aktivitas yang hendak dilakukan.

Kata orang, masalah ada bukan untuk dihindari tapi untuk dilawan. Kedengarannya menarik tapi sedikit jahat bila ditelusuri dengan baik. Melawan masalah adalah satu hal yang berkonotasi negatif. Alangkah bijaknya jika masalah itu dijadikan sahabat. Menjadikan masalah sebagai sahabat berarti melihat masalah sebagai masalah, bukan sebagai lawan.

Kita hanya dapat memahami orang lain jika kita turut terlibat dalam setiap pergumulan dan kegembiraannya; susah dan senangnya menjadi bagian dari kita. Itulah cara kita bersahabat dengan orang lain. Hal yang sama bisa diberlakukan terhadap masalah. Bersahabat dengan masalah dan melihat segala sisi positif yang terkadung di dalamnya.

Ketika bersahabat dengan masalah, kita tidak punya kesempatan untuk menuduh orang lain sebagai penyebabnya, termasuk Tuhan. Orang yang tidak menerima masalah akan menuduh orang lain sebagai dalang dan berusaha untuk membalasnya. Maklumlah, hati dan pikiran tidak berfungsi lagi saat itu. Yang ada hanyalah kebencian dan rasa balas dendam.

Ketika Tuhan Yesus datang ke dunia, Ia tidak menghakimi atau membenci orang berdosa, melainkan bersahabat dengan mereka itu. Itulah caraNya dalam memikul salib. Bagi orang lain, itu satu perbuatan yang hina, tapi bagi Yesus hanya dengan cara itu manusia diselamatkan. Kita pun diminta untuk hidup seperti itu. Memikul salib kita dan diselamatkan.

Kita kadang sulit untuk menerima salib kita masing-masing. Tapi ketahuilah bahwa dengan belajar bersahabat dengan salib itu dan memikulnya, kita akan memperoleh sesuatu yang bermanfaat bagi kita sendiri. Itulah kebahagiaan kita. Tuhan Yesus meminta kita untuk memikul salib kita dalam mengikutiNya. Jaminannya ialah berjumpa denganNya.

Dengan salib, kita akan menjadi manusia yang baru. Kebaruannya terletak pada cara kita memikulnya.

__KBP__
Inspired by: JSW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar