Terkadang, pikiran kita disempitkan oleh berbagai persoalan yang kita
hadapi. Terkadang pula hati menjadi tertutup dan tidak bisa berbicara lagi
hanya karena masalah yang setiap hari menindih dan menindih. Jadilah hati dan
pikiran menjadi salah arah. Stres pun muncul dan kegalauan melanda setiap
aktivitas yang hendak dilakukan.
Kata orang, masalah ada bukan untuk dihindari tapi untuk dilawan. Kedengarannya
menarik tapi sedikit jahat bila ditelusuri dengan baik. Melawan masalah adalah
satu hal yang berkonotasi negatif. Alangkah bijaknya jika masalah itu dijadikan
sahabat. Menjadikan masalah sebagai sahabat berarti melihat masalah sebagai
masalah, bukan sebagai lawan.
Kita hanya dapat memahami orang lain jika kita turut terlibat dalam
setiap pergumulan dan kegembiraannya; susah dan senangnya menjadi bagian dari
kita. Itulah cara kita bersahabat dengan orang lain. Hal yang sama bisa
diberlakukan terhadap masalah. Bersahabat dengan masalah dan melihat segala
sisi positif yang terkadung di dalamnya.
Ketika bersahabat dengan masalah, kita tidak punya kesempatan untuk
menuduh orang lain sebagai penyebabnya, termasuk Tuhan. Orang yang tidak
menerima masalah akan menuduh orang lain sebagai dalang dan berusaha untuk
membalasnya. Maklumlah, hati dan pikiran tidak berfungsi lagi saat itu. Yang ada
hanyalah kebencian dan rasa balas dendam.
Ketika Tuhan Yesus datang ke dunia, Ia tidak menghakimi atau membenci
orang berdosa, melainkan bersahabat dengan mereka itu. Itulah caraNya dalam
memikul salib. Bagi orang lain, itu satu perbuatan yang hina, tapi bagi Yesus
hanya dengan cara itu manusia diselamatkan. Kita pun diminta untuk hidup
seperti itu. Memikul salib kita dan diselamatkan.
Kita kadang sulit untuk menerima salib kita masing-masing. Tapi ketahuilah
bahwa dengan belajar bersahabat dengan salib itu dan memikulnya, kita akan
memperoleh sesuatu yang bermanfaat bagi kita sendiri. Itulah kebahagiaan kita. Tuhan
Yesus meminta kita untuk memikul salib kita dalam mengikutiNya. Jaminannya ialah
berjumpa denganNya.
Dengan salib, kita akan menjadi manusia yang baru. Kebaruannya terletak
pada cara kita memikulnya.
__KBP__
Inspired by: JSW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar