11 Maret 2013

KAMU PENTING BAGIKU, SAHABAT



Rasanya Tuhan sangat adil bagi sekalian orang. Ia memberikan kesempurnaan yang tak kunjung dimengerti oleh manusia. Kesempurnaan itu ada pada dirimu tapi kamu sendiri kurang mengenalnya. Dan mungkin kamu tak “berhak” untuk mengenal apa yang diberikan Tuhan itu. Barangkali, Ia menghendaki agar orang lainlah yang mengenal dan memahami apa yang kamu miliki.

Pesona dan ketulusan itu jelas terlihat pada dirimu, bahkan senantiasa terbayang pada benakku yang kecil ini. Identifikasinya jelas karena berasal dari Tuhan. Karena itu, pesona dan ketulusan itu nampak dan diserap orang lain, termasuk aku. Aku mengenalmu seperti kamu mengenalku. Kita saling mengenal. Tapi bukan pengenalan inilah yang menjadi syarat bagi kita untuk lari dari kenyataan hidup.

Seandainya kamu berusaha lari, maka kamu menyangsikan apa yang diberikan Tuhan kepadamu. Pemberian Tuhan selalu memikat hati manusia karena itu timbul pengaguman dari masing-masing kita. Kamu punya sesuatu yang perlu dibanggakan. Ketahuilah, yang membanggakannya adalah orang lain seperti aku, bukan kamu sendiri. Aku bangga karena telah mengenalmu dan akan terus mengenalmu.

Maka izinkanlah aku untuk selalu mengenalmu dalam setiap detak jantungku. Karena bagiku, mengenalmu adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan padaku. Kini aku kosong, tapi kehadiranmu sudah cukup mengisi kekosonganku itu. Bukankah aku harus bersyukur kepada Tuhan karena telah mengenalmu? Karena itu, janganlah menghentikan rasa syukur ini dengan caramu sendiri.

Kadang aku merasa bersalah atas diriku sendiri karena telah membuang-buang pemberian Tuhan kepadaku. Tapi aku selalu yakin bahwa aku masih punya kesempatan untuk mendapatkan kembali apa yang telah kubuang itu. Aku dapat melakukan itu dari dirimu. Kamu pantas menjadi teladan bagiku karena “berhasil” memanfaatkan apa yang diberikan Tuhan dengan baik dan bijaksana.

Aku punya cita-cita untuk membangun dunia ini, membangun orang-orangnya, lingkungannya dan situasi hidupnya. Cita-cita ini akan berhasil kalau aku merelakan diri untuk belajar dari Tuhan yang memelihara dengan baik kasihNya di dalam dirimu. Itu sebabnya, aku perlu belajar dari padamu. Karena belajar dari padamu sama halnya dengan belajar dari Tuhan sendiri.

@kaki bantik pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar