25 September 2012

Kita Juga Dipanggil Yesus

Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes dipanggil Yesus dalam kesibukan mereka masing-masing. Demikian juga Matius. Ia dipanggil Yesus ketika sedang menjalankan tugasnya sebagai seorang pemungut cukai. Tentu saja, para murid itu piawai dalam tugas mereka masing-masing. Namun, tugas terpenting adalah mengikuti Yesus. Karena itu, mereka meninggalkan pekerjaan dan kesibukkan mereka kemudian berjalan mengikuti Yesus.

Matius terkenal saat itu karena pekerjaannya, yang menurut pemikiran semasa merupakan pekerjaan merampas, menindas dan bahkan membuat orang lain menjadi susah dan menderita. Itulah pemungut pajak. Orang-orang Yahudi tidak senang dengan pekerjaan begitu dan karena itu dianggap sebagai pekerjaan yang tidak halal dan yang menggelutinya adalah pendosa. Memeras
orang kecil dan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya sangatlah menekan hidup orang lain. Namun demikian, Yesus dan dan memberi perintah untuk mengikuti-Nya. “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit”.

Bagi Yesus, Matius adalah orang ‘sakit’. Kesibukkan Matius sebagai seorang pemungut cukai membuatnya hina dan berdosa di hadapan orang lain. Matius adalah orang ‘sakit’. Meski begitu, Yesus memanggilnya. Misi Yesus jelas, yakni memanggil orang berdosa supaya mengikuti-Nya. Memanggil orang berdosa untuk berjalan di belakang-Nya, dan mengalami segala yang dikatakan dan diperbuat Yesus. Dengan begitu, ia diselamatkan.

Sebagai pengikut Kristus, kita juga sering dan mungkin sedang ‘sakit’. Sakit karena sibuk dengan kesalah orang lain. Sakit karena suka ‘memeras’ orang lain. Dan sakit karena senang melihat orang lain menderita. Tuhan Yesus hari ini memanggil kita untuk bertobat dan melepaskan penyakit kita itu. Mari, berjalanlah bersama Yesus dan kitapun selamat. Tinggalkanlah ‘kesibukan’ yang tidak berguna itu. Tak usahlah ‘memeras’ orang lain lagi. Sebaliknya, bergegaslah sebab Yesus juga memanggil kita. Ia memanggil kita supaya kita sembuh karena kita tinggal bersama-Nya.

Lembah Bantik Pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar