#Tak
sedikit orang yang menempati kolong jembatan di mana-mana sebagai
tempat hidup mereka. Rumah mereka adalah itu, kolong jembatan. Di sana
mereka mempertahankan hidup dan tak punya apa-apa. Makan dan minum harus
dicari-cari dari sampah-sampah yang berhamburan dan membusuk di
mana-mana.
#Meski begitu, hanya sedikit orang yang punya 'mata' untuk memandang mereka. Hanya sedikit orang yang punya 'tangan' untuk memberi. Di manakah yang lain? Ketika si pengemis berdiri dan mengulurkan tangan di lorong-lorong 'serigala', tak ada yang memasukkan tangannya ke dalam saku celana atau baju untuk mengambil selembar uang dan memberinya. Di manakah rasa itu? Rasa itu hanya terkubur untuk dirinya sendiri.
#Negeri ini tak bisa memberi. Negeri ini tak bisa menyambung hidup mereka. Selama masih ada orang yang ingin 'rakus' seorang diri, yang lain pastilah menderita karena kerakusan itu. Selama masih ada orang yang masih mementingkan dirinya sendiri, yang lain pastilah 'mati' seorang diri.
#Kesadaran menjadi mati dan tak pernah tampak pada permukaan bumi. Kesadaran dikuburkan sedalam-dalamnya tanpa ada belas kasihan. Kesadaran hilang jati dirinya kerena kemunafikan dan kerakusan sesaat.
Lembah Bantik Pineleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar