Ada hal menarik dalam Injil
hari ini. Ketika orang kusta harus ‘disingkirkan’ dari kebersamaan hidup dan
tidak diperbolehkan untuk hidup bersama orang lain di sekitarnya, Allah justru tidak
membiarkannya disingkirkan atau dikucilkan begitu saja. Pandangan orang Yahudi
terhadap orang yang menderita penyakit kusta ialah dihukum oleh Allah karena kesalahan,
karena dosa berat yang diperbuatnya. Konsekuensinya, penderita kusta harus ‘dieliminasikan.’
Saudara-saudariku, dosa
membuat kita terpisah jauh dari Allah dan bahkan menutup mata kita sendiri
untuk memandangNya. Namun demikian, Allah justru punya daya tarik yang besar,
yaitu belas kasih dan kelembutan hatiNya. Itulah yang memapukan kita untuk
berkata “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan
aku." Inisiatif dan kesadaran kita sebagai manusia untuk bertobat sangatlah
dinantikan oleh Allah yang maharahim itu. Karenanya, Allah memberikan kepada
kita kesempatan untuk mengungkapkan sesal dan laku tobat kita di dalam Sakramen
Tobat. Datanglah.. dan terimalah pengampunan dari Allah di dalam Sakramen
Tobat.
Salam dan
Doaku untukmu, saudara-saudariku..
Fr. Engga (Mengasihi
Allah, Mengasihi Gereja Katolik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar