20 Maret 2013

IA TELAH HADIR TETAPI TIDAK DIKENAL



Tuhan Yesus, dalam posisinya sebagai Anak Allah, rela diutus oleh Bapa untuk datang ke dunia dan memberitakan kabar keselamatan. Ia rela mengosongkan diriNya demi keselamatan banyak orang. Dengan diriNya, Yesus menjadi pokok keselamatanan satu-satunya. Keselamatan itu datang dari Allah dan akan menuntun manusia kepada Allah pula.

Namun demikian, manusia yang menjadi penerima keselamatan malah tak mengenalNya sebagai utusan Allah. Mereka menganggap Yesus sebagai orang lain, bukan penyelamat mereka. Hati dan pikiran mereka tertutup oleh kenikmatan dunia yang sementara ini. Katanya percaya kepada Allah, tetapi ketika Allah hadir di antara mereka, mereka tak mengenalNya.

Allah sebetulnya mengambil rupa manusia dan hendak memerdekakan manusia pula, namun manusia sendiri tidak mengenalNya. Mereka tak mengenalNya karena mereka lebih suka mengenal dunia dan isinya. Mereka lebih suka untuk memperkaya diri dengan barang duniawi dari pada menaruh harapan dan kepercayaan yang besar kepada Allah.

Nampak bahwa manusia tidak bersedia memanggul salib hidupnya sendiri. Mereka lebih suka membuang salib itu dan atau meletakkannya pada bahu orang lain. Inikah mentalitas orang-orang yang percaya kepada Allah? Sama sekali bukan. Mentalitas orang-orang yang percaya kepada Allah adalah memikul salib sendiri, bahkan rela berkorban demi orang lain.

Sesungguhnya Yesus itu lebih dari pada Abraham. Lantas, jika Abraham begitu taat dan tunduk kepada Allah, maka orang-orang yang mengakui Abraham sebagai bapanya harus hidup seperti Abraham yang penuh kasih dan setia kepada Allah itu. Kini, Yesus hadir di antara orang banyak, tapi mengapa hati mereka tak bisa mengenal Yesus sebagai Anak Allah?

Pertanyaan yang sama berlaku juga untuk kita saat ini. Sudahkah kita mengenalNya?
Jawabannya ada pada kamu.

@kaki bantik pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar